Contoh Cerita Fiksi Pendek Berbagai Tema (FREE PDF) – Cerita fiksi pendek adalah jenis cerita yang terdiri dari beberapa paragraf hingga beberapa halaman. Cerita ini biasanya menggunakan imajinasi dan tidak selalu berdasarkan kenyataan. Cerita fiksi pendek memiliki banyak manfaat bagi pembacanya, baik sebagai sarana hiburan, pembelajaran, maupun sebagai pengembangan kreativitas.
Cerita fiksi pendek memainkan peran penting dalam dunia sastra.
Sebagai jenis cerita yang mudah dicerna dan tidak terlalu memakan waktu untuk dibaca, cerita fiksi pendek menjadi media yang efektif untuk menghibur pembaca dan memperkenalkan mereka pada dunia sastra.
Selain itu, cerita fiksi pendek juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengasah kemampuan menulis dan kreativitasnya.
Dalam pendahuluan ini, kita akan membahas pengenalan tentang cerita fiksi pendek dan pentingnya cerita fiksi pendek dalam sastra.
Kita akan menjelaskan mengapa cerita fiksi pendek penting dan bagaimana cerita fiksi pendek dapat membantu meningkatkan kreativitas dan imajinasi pembaca dan penulis.
Cerita fiksi pendek adalah jenis cerita yang memiliki banyak keunikan dan kelebihan dibandingkan dengan jenis cerita lainnya.
Cerita fiksi pendek seringkali memiliki struktur yang sederhana dan mudah diikuti, sehingga dapat dinikmati oleh pembaca dari berbagai kalangan.
Cerita fiksi pendek biasanya menggunakan bahasa yang indah dan mengandung banyak imajinasi.
Dalam cerita fiksi pendek, penulis dapat mengeksplorasi berbagai tema dan karakter dengan cara yang berbeda-beda.
Hal ini membuat cerita fiksi pendek menjadi sarana yang efektif untuk mengasah kreativitas dan kemampuan menulis.
Cerita fiksi pendek memainkan peran penting dalam dunia sastra.
Sebagai jenis cerita yang mudah dicerna dan tidak memakan waktu lama untuk dibaca, cerita fiksi pendek menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan pembaca pada dunia sastra.
Cerita fiksi pendek juga menjadi sarana bagi penulis untuk mengasah kemampuan menulis dan kreativitasnya.
Dalam cerita fiksi pendek, penulis dapat mengeksplorasi berbagai tema dan karakter dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini dapat membantu penulis mengembangkan kemampuan menulis dan kreativitasnya.
Selain itu, cerita fiksi pendek juga dapat memperkaya khasanah sastra.
Dalam cerita fiksi pendek, penulis dapat mengeksplorasi berbagai tema dan karakter dengan cara yang unik dan menarik.
Cerita fiksi pendek yang baik dapat memberikan pengalaman yang mendalam bagi pembaca, sehingga dapat meningkatkan apresiasi pembaca pada sastra.
Pelajari Juga Materi Contoh Soal dan Pendidikan Lainnya :
– Kumpulan Contoh Penutup Makalah
– Contoh Soal Sosiologi Kelas 10
– Contoh Soal UAS IPS Kelas 8
– Contoh Soal UTS FIQIH kelas 1 MII
– Contoh Cover Kliping
Berbagai Tema Cerita Fiksi Pendek
Cerita fiksi pendek dapat memiliki berbagai tema yang berbeda-beda, tergantung pada tujuan dan keinginan penulis. Beberapa tema yang sering digunakan dalam cerita fiksi pendek antara lain tema romantis, horror, petualangan, suspense, drama, humor, fantasi, dan misteri.
Berikut ini Contoh Cerita Fiksi Pendek dengan plot cerita atau tema yang sering digunakan :
1. Tema Romantis
Tema romantis dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada kisah cinta antara dua karakter. Cerita romantis dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah cinta yang manis hingga kisah cinta yang tragis. Tema romantis sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat menarik perhatian pembaca dan membuat mereka terbawa suasana.
2. Tema Horror
Tema horror dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada ketakutan dan ketegangan. Cerita horor dapat memiliki berbagai plot, mulai dari hantu yang menakutkan hingga monster yang mengerikan. Tema horror sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat membuat pembaca merasa tegang dan terhibur.
3. Tema Petualangan
Tema petualangan dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada perjalanan dan eksplorasi. Cerita petualangan dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah petualangan yang ringan hingga kisah petualangan yang epik. Tema petualangan sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat menginspirasi pembaca untuk menjelajahi dunia.
4. Tema Suspense
Tema suspense dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada ketidakpastian dan ketegangan. Cerita suspense dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah yang misterius hingga kisah yang membingungkan. Tema suspense sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat membuat pembaca merasa penasaran dan ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya.
5. Tema Drama
Tema drama dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada konflik dan emosi. Cerita drama dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah yang sedih hingga kisah yang inspiratif. Tema drama sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat membuat pembaca merasa terhubung dengan karakter dan emosi yang ditampilkan.
6. Tema Humor
Tema humor dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada kejenakaan dan kegembiraan. Cerita humor dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah yang lucu hingga kisah yang konyol. Tema humor sering digunakan dalam cerita fiksi pendek karena dapat membuat pembaca merasa terhibur dan tersenyum.
7. Tema Fantasi
Tema fantasi dalam cerita fiksi pendek biasanya berpusat pada dunia imaginatif yang penuh dengan hal-hal yang tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata. Cerita fantasi dapat memiliki berbagai plot, mulai dari kisah tentang makhluk ajaib hingga kisah tentang dunia yang fantastis. Tema fantasi sering digunakan dalam cerita.
Kumpulan Contoh Cerita Fiksi Pendek
1. Tetes Air Mata Raksasa
Desa Yuan sudah lama dilanda kekeringan. Tanaman-tanaman tidak dapat tumbuh. Akibatnya penduduk Desa Yuan menderita kelaparan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Di desa itu tinggalah seorang pemuda kuat bernama Tan Mien. Ia memikirkan berbagai cara agar kekeringan ini segera berakhir. Pada suatu hari, “Ah, aku ingat! Dulu aku pernah mengurung raksasa di Gunung Pen!” gumam Tan Mien gembira.Tan Mien mengurung raksasa itu karena raksasa itu senang mencuri gula di rumah-rumah penduduk. Raksasa itu suka sekali makanan manis. Tan Mien lalu mengumpulkan penduduk dan menceritakan rencananya. “Itu tidak mungkin. Kami tidak mau berurusan dengan raksasa itu lagi Raksasa itu berbahaya!” kata para penduduk.
“Tapi itu satu-satunya cara. Aku butuh banyak bawang untuk dibawa ke Gunung Pen. Karena itu aku butuh bantuan kalian,” kata Tan Mien. Penduduk tidak mau membantu Tan Mien. Akhirnya Tan Mien melakukan sendiri rencananya. Tan Mien meminta raksasa untuk menumbuk bawang dan air mata raksasa yang keluar dialirkan dalam lubang yang ditujukan ke Desa Yuan. Sebagai balasannya, raksasa akan mendapatkan makanan yang manis-manis.
2. An Li Yang Tamak
Di sebuah kota, hiduplah seorang saudagar kaya namun tamak yang bernama An Li. Suatu hari An Li sedang berjalan-jalan, ia mendengar percakapan dua penduduk desa. “Menurut cerita, di dalam hutan itu, ada sebuah bukit sakti. Bukit itu bisa melipatgandakan kekayaan…” An Li penasaran. Ia terus menguping sampai akhirnya ia tahu di mana letak bukit yang dibicarakan kedua orang itu.Tanpa membuang waktu, An Li segera pergi ke bukit sakti itu. Ia pergi ke hutan yang terletak di tepi kota itu. Belum lama ia masuk ke hutan itu, tiba-tiba muncullah seorang pertapa tua di hadapan An Li.
“Pertapa tua, betulkah ada bukit sakti di dalam hutan ini?” tanya An Li. Pertapa itu langsung menjelaskan. “Bukit itu akan segera kau temukan begitu aku pergi. Dakilah bukit itu. Disana terdapat empat tangkai mawar biru. Kau hanya boleh memetik satu tangkai. Jangan berbalik ke mawar yang sudah kau lewati! Ingatlah pesanku. Keserakahan akan menghancurkanmu. Menyesal tak ada gunanya,” katanya melanjutkan lalu menghilang.
Pada saat itu juga, muncul sebuah bukit hijau di hadapan An Li. Saudagar itu agak takut, namun ia lalu mengikuti petunjuk pertapa tua tadi. Setelah An Li mendaki, ia menemukan setangkai mawar biru yang tumbuh di tanah. An Li segera mendekat. Saat jemari An Li menyentuh helai mawar biru tersebut, muncullah peri kecil. Sambil tersenyum sang peri berkata lembut, “An Li, bila kau memetik mawar ini, hartamu akan berlipat lima kali. Kau akan menjadi orang terkaya di kotamu.”
“Ah, tanpa memetik kau pun, aku sudah menjadi orang terkaya di kota,” An Li pun meninggalkan mawar pertama. Beberapa saat kemudian, An Li menemukan mawar kedua. “Mawar kedua ini akan membuatmu menjadi orang terkaya di seluruh negeri, An Li,” ucap peri penjaga mawar itu. “Huh, tanpa mawar ini pun sebentar lagi aku pasti bisa melebihi kekayaan Kaisar Chen,” jawab An Li sombong lalu melanjutkan perjalanan.
Lalu sampailah An Li pada mawar ketiga. Muncul peri yang berkata, “Petiklah mawar ketiga ini, An Li. Kau akan menjadi orang terkaya di Pulau.” “Mawar pertama membuatku menjadi orang terkaya di kota. Mawar kedua membuatku menjadi orang terkaya di negeri. Mawar ketiga ini membuatku menjadi orang terkaya di Pulau. Hahaha, berarti mawar keempat akan membuatku menjadi orang terkaya di dunia!” ucap An Li penuh ketamakan.
Ia lalu bertekad untuk menemukan mawar keempat. An Li berlari penuh semangat mencari mawar keempat. Setelah mendaki cukup lama, barulah mawar keempat itu terlihat. An Li segera mendekat. Dengan penuh ketamakan, tangan An Li mencabut mawar itu hingga ke akar-akarnya. Anehnya, pada saat tangannya menggenggam mawar tersebut, warna biru mawar itu langsung berubah menjadi hitam. Bersamaan dengan itu, muncul peri penjaga mawar keempat. Wajahnya sangat mengerikan.
“Ingatlah An Li, ketamakan dan rasa tidak puas hanya akan menghancurkanmu! Dengan memetik mawar ini, terlihatlah betapa tamaknya engkau!”
Tahukah kau apa yang akan diberikan mawar ini untukmu jika kau memetiknya?” tanya sang peri penuh kemarahan. “Aku akan menjadi orang terkaya di dunia, kan?” tanya An Li gugup. “Tidak akan! Mawar keempat yang terlanjur kau petik itu akan membuatmu menjadi orang paling miskin di dunia. Hartamu akan habis! Terimalah akibat dari ketamakanmu, An Li!” seru sang peri. Ucapan tersebut seketika membuat An Li berada di kotanya sendiri.
“Malangnya nasib Tuan An Li. Baru tadi pagi kudengar empat kapal dagangnya tenggelam. Kini rumah dan hartanya terbakar habis. Bahkan kereta kudanya juga dirampok tadi siang!” sayup-sayup An Li mendengar percakapan sekelompok penduduk kota. “Hei, lihat! Pengemis itu mirip sekali dengan Tuan An Li!” seru seorang anak kecil kepada temannya, saat ia melihat An Li. An Li langsung melihat dirinya sendiri. Benar saja. Baju yang kini ini pakai sudah compang-camping.
An Li terjatuh lemas. Tak ada lagi yang bisa dilakukannya saat itu. Andai saja ia tidak mendengar percakapan tentang harta yang bisa dilipatgandakan. Andai saja ia tak tamak. Memang benar apa yang dikatakan sang pertapa tua. Tak ada gunanya menyesal. Semua ini terjadi karena ia tak pernah puas dan bersyukur atas apa yang ia miliki.
3. Burung Beo Sang Peniru Suara
Dahulu kala, hewan-hewan di hutan bisa berbicara seperti manusia. Mereka bercakap, bekerja sambil bercakap, juga hidup rukun dan damai. Pada suatu hari, Ibu Peri Penjaga Hutan mengumpulkan penghuni rimba dan berkata, “Anak-anakku, Sang Pencipta telah menciptakan makhluk baru. Namanya manusia. Sang Pencipta memutuskan bahwa manusialah yang akan berbicara dengan bahasa kita dan memerintahkan kita untuk mencari bahasa dan suara baru untuk kita pakai mulai saat ini.”Pada mulanya para penghuni rimba terkejut. Namun, mereka sadar bahwa tidak mungkin menolak kehendak Sang Pencipta. “Ibu Peri Penjaga Hutan, kami tunduk kepada kehendak Sang Pencipta. Tapi sekarang, kami belum bisa mencari bahasa baru untuk kami pakai. Berilah kami waktu,” ujar Singa mewakili teman-temannya. “Aku mengerti. Kalian diberi waktu satu minggu. Kalian akan berkumpul lagi di sini dan memberitahu padaku bahasa apa yang kalian pilih. Setelah itu, pakailah bahasa serta suara itu, dan lupakan bahasa manusia.”
Maka, pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka masing-masing. Hari demi hari penduduk hutan sibuk mencari suara yang akan mereka pakai selanjutnya. Singa yang telah dinobatkan sebagai raja hutan karena keberaniannya, lebih dahulu memilih suara mengaum. “Aouuuuum,” katanya dengan gagah memamerkan suaranya. Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas dengan tubuh singa yang gagah. Tapi tidak semua hewan senang mendengarnya. Burung Beo yang usil malah menertawakan suara itu. “Hahaha, mirip orang sakit gigi,” cetus Beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya.
Hari berganti hari, semuanya mencoba berbagai suara kecuali Beo. Ia sibuk mengejek suara-suara yang berhasil ditemukan. “Hahaha, seperti suara pintu yang tidak diminyaki,” ejek Beo kepada Jangkrik yang menemukan suara berderik. “Hahaha, kudengar nenek-nenek tertawa,” ejeknya kepada Kuda. “Ban siapa yang bocor? Hahaha,” ia menertawakan suara desis Ular. Begitulah pekerjaan Beo setiap hari. Ia sibuk mengintip dan menertawakan penduduk hutan lainnya yang mencoba suara baru. Teman-temannya tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka malu dan menghindar dari Beo. Tapi, Beo selalu berhasil menemukan dan menirukan suara mereka.
“Mbeeeek,” tirunya ketika melihat Kambing. “Ngok-ngooook,” tirunya ketika melihat Babi. Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan harus berkumpul kembali untuk mengumumkan suara yang mereka pilih. Ibu Peri Penjaga Hutan memanggil mereka satu per-satu, hanya Beo yang masih tertawa. Ia pikir teman-temannya bodoh karena suara yang mereka temukan lucu. Tibalah giliran Beo untuk mengumumkan suara barunya. Ia maju ke depan. “Mbeeeek,” jeritnya. “Hei itu suaraku,” kata Kambing. Yang lain tertawa.
Beo tertegun. Ia baru sadar, selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa untuk mencari suaranya sendiri. “Muuu,…guk-guk,…meong,” Beo panik. Ia menirukan saja suara yang pernah ia dengar. Tentu saja Sapi, Anjing, dan Kucing tertawa terbahak-bahak. Beo sangat malu. Akhirnya ia menangis tersedu-sedu dan meminta maaf kepada teman-temannya. Dengan tersenyum Ibu Peri Penjaga Hutan berkata, “Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiahkan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang sehingga kau akan ditertawakan selamanya.” Begitulah riwayatnya, mengapa burung beo selalu menirukan suara-suara.
4. Bersatu Merupakan Kekuatan Paling Besar
Alkisah, di sebuah kerajaan yang subur makmur, raja dicintai rakyatnya karena memerintah dengan bijaksana. Raja banyak mempunyai putra dan putri, namun sayang, sejak kecil mereka tidak pernah akur. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberi pengertian kepada anak-anaknya agar jangan hanya memikirkan diri sendiri.Suatu hari, saat berkumpul di meja makan, raja memerintahkan kepada mereka, “Anakku, ambillah sebatang sumpit di depan kalian dan coba patahkan!” Walaupun heran dengan perintah sang ayah, mereka segera mematuhinya dan mematahkan sumpit itu dengan mudah. Kemudian, raja meminta sumpit tambahan kepada pelayan. “Sekarang, patahkan sepasang sumpit di depan kalian itu.” Kembali mereka dengan senang hati memamerkan kekuatan fisik masing-masing dan segera patahlah sepasang sumpit tersebut.
Raja kemudian kembali meminta sumpit tambahan dan memerintahkan setiap anak mematahkan tiga batang. Dengan susah payah, ada yang berhasil mematahkan, namun ada juga yang akhirnya menyerah. Salah seorang dari mereka lantas bertanya, “Ayah, mengapa kami harus mematahkan sumpit-sumpit ini dari satu batang hingga tiga batang. Untuk apa semua ini?”
“Pertanyaan bagus anakku. Sumpit-sumpit adalah sebuah perlambang kekuatan. Jika satu batang mudah dipatahkan, maka jika beberapa batang sumpit disatukan, tidak akan mudah dipatahkan. Sama seperti kalian. Jika mau bersatu maka tidak akan ada pihak luar atau musuh yang akan mengalahkan kita. Tapi jika kekuatan kita tercerai berai maka musuh akan mudah mengalahkan kita. Jika kita mampu menjaga kekompakan dan memberi contoh kepada seluruh rakyat negeri ini maka kerajaan kita pasti akan tetap sejahtera dan semakin makmur,” jelas sang raja.
5. Ketika Sang Bulan Tertutupi (Gerhana Bulan)
Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan Wisnuloka dihuni oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Kerajaan Wisnuloka sering mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di Bumi Balidwipa. Di antara para raksasa itu, yang paling menakutkan adalah Kala Rau. Ia bertubuh besar dan kekar. Wajahnya sangat menyeramkan. Ia pun sangat sakti. Kesaktiannya melebihi kesaktian beberapa dewa.Kala Rau mengancam akan menyerang Kerajaan Wisnuloka karena cintanya ditolak oleh Dewi Ratih atau Dewi Bulan. Dewa Wisnu berpikir panjang. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah membagikan tirta amerta (air kehidupan) kepada para dewa. Tirta amerta itu dapat menghindarkan para dewa dari kematian saat Kala Rau menyerang Kerajaan Wisnuloka. Dewa Wisnu lalu memberikan kendi yang berisi tirta amerta kepada para dewa. Dewa Wisnu berpesan, setiap dewa cukup minum seteguk tirta amerta.
Satu demi satu dewa pun minum tirta amerta dari kendi tersebut. Mula-mula Dewa Iswara, kemudian Dewa Sambu, Brahma, Mahadewa, dan Sangkara. Ketika giliran tiba pada Dewa Kuwera, Dewa Wisnu mencium bau aneh. Dewa Wisnu merasakan sosok Dewa Kuwera mencurigakan. Kecurigaan Dewa Wisnu semakin besar setelah melihat Dewa Kuwera meneguk tirta amerta berkali-kali. Tiba-tiba Dewa Wisnu berteriak, “Kamu bukan Kuwera! Kamu raksasa Kala Rau!”
Semua dewa yang mendengar teriakan Dewa Wisnu terkejut. Dewa Wisnu lalu memanah leher Dewa Kuwera palsu itu. Perlahan-lahan Dewa Kuwera berubah menjadi Kala Rau. Leher Kala Rau putus dan kepala terpisah dari badannya. Dengan segera, para dewa membuang badan Kala Rau ke bumi. Bangkai tubuh Kala Rau yang dibuang ke bumi berubah menjadi kentungan atau lesung. Sedangkan kepala Kala Rau yang terpisah dari badannya melayang-layang di angkasa. Kepala itu belum menjadi bangkai karena sempat meminum tirta amerta. Air yang diminumnya baru sampai kerongkongan. Oleh sebab itu, kepala Kala Rau masih tetap hidup.
Pada suatu ketika, saat bulan purnama, kepala Kala Rau berjumpa dengan Dewi Ratih. Kepala Kala Rau lalu menghadang Dewi Ratih. “Dewi Ratih! Kamu tidak dapat menghindar dariku lagi! Kamu tidak dapat menolak cintaku. Kini
kamu menjadi milikku!” kata Kala Rau kepada Dewi Ratih. Tubuh Dewi Ratih gemetar mendengar kata-kata Kala Rau. Ia tidak dapat menghindar saat kepala Kala Rau semakin mendekat dan mendekapnya. Tubuh Dewi Ratih yang cantik itu perlahan-lahan tertelan Kala Rau.
Raksasa yang rakus itu mengira tubuh Dewi Ratih masuk ke perutnya. Ternyata dugaan Kala Rau salah. Sesaat kemudian, sedikit demi sedikit tubuh Dewi Ratih muncul kembali. Ketika tubuh Dewi Ratih tertelan kepala Kala Rau, Bumi Balidwipa menjadi gelap. Peristiwa tertelannya tubuh Dewi Ratih oleh Kala Rau dipercaya oleh penduduk Balidwipa sebagai penyebab terjadinya gerhana bulan. Oleh karena itu, setiap terjadi gerhana bulan penduduk beramai-ramai memukul kentungan, lesung, dan alat bunyi-bunyian lain.
6. Kesaktian Anak Rawa Pening
Pada suatu masa di zaman dahulu hiduplah seorang anak yang sakti yang dengan kesaktian tersebut membuat seorang penyihir jahat menjadi iri kepadanya.karena merasa tersaingi, penyihir jahat itu dengan teganya melakukan sihir kepada anak itu, efek dari sihir itu membuat badan anak tersebut badannya penuh luka dengan bau yang sangat menyengat dan akhirnya tidak ada seorang pun yang mau mendekat kepadanya.
Suatu hari anak sakti ini mendapatkan mimpi, bahwa sebenarnya ada seseorang wanita yang bisa mengobati penyakitnya tersebut. Lalu anak itu pergi mendatangi setiap kampung untuk mencari perempuan tersebut.
Tapi karena luka dan baunya yang keluar sangat mengganggu anak ini senantiasa di usir oleh masyarakat. mereka merasa jijik dan mengusirnya dengan kejam.
Tiba pada suatu waktu ada pesta, dan anak ini dapat masuk dalam pesta tersebut, tapi beberapa orang mengusir dan mencaci maki. kemudian diseret keluar, ketika diseret ia berpesan kepada orang yang ada di pesta tersebut.
“Dengan menancapkan satu lidi di atas tanah dan hanya dirinya yang dapat mencabutnya”
Anak tersebut melakukan hal itu karena merasa kesal atas perlakuan mereka kepadanya. beberapa orang mengabaikan perkataan anak tersebut tapi mereka juga penasaran dengan ucapannya dan mencoba mencabut lidi itu, namun tidak seorang pun yang dapat mencabutnya.
Hingga tanpa orang sadari anak itu mencabut lidi tersebut dan keluarlah air dan menjadi mata air, semakin lama air yang keluar semakin deras hingga menenggelamkan daerah itu, hingga menjadi telaga yang di beri nama rawa pening.
Tidak ada satu orang pun yang selamat kecuali wanita yang telah menolongnya, serta memberikan rumah dan merawatnya.
7. Kisah Sang Singa Dengan Seorang Pemuda Baik
Di sebuah perkampungan hiduplah seorang pemuda miskin yang sebatang kara. Ia tidak memiliki harta apapun kecuali gubuk rapuh peninggalan orang tuanya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, pemuda tersebut selalu mencari kayu bakar di hutan. Kemudian, kayu tersebut dijual atau ditukar dengan bahan pokok lainnya.Meski hidup serba kekurangan dan tidak memiliki siapa-siapa, pemuda tersebut sangat baik dan juga penyabar. Pada suatu hari saat mencari kayu bakar di hutan, ia mendengar suara auman keras di balik semak-semak. Ternyata auman tersebut adalah berasal dari seekor singa yang sedang kesakitan.
Dengan rasa cemas, ia pun menghampiri singa tersebut yang sedang kesakitan karena punggungnya tertusuk kayu. Dengan penuh rasa takut, pemuda tersebut menghampiri sang singa sambil menenangkannya dengan berkata.
“Tenanglah wahai raja hutan, aku tidak akan menyakitimu apalagi membunuhmu. Aku akan membantu melepaskan kayu yang tertancap di punggungmu.”
Mendengar perkataannya tersebut, singa pun terdiam seolah-olah ia mempersilahkan sang pemuda untuk menolongnya. Tak lama kemudian, kayu yang berada di punggung singa berhasil dicabut. Si pemuda langsung lari dengan cepat karena merasa takut dimakan singa.
Ketika hendak kembali mencari kayu bakar, si pemuda tidak sengaja menabrak kereta milik raja hingga kereta tersebut terbalik. Meski sudah meminta maaf berkali-kali, raja tetap memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap pemuda tersebut dan memenjarakan dia.
Tapi sangat naas, karena sang pemuda setelah beberapa saat dipenjara langsung dijatuhi hukuman mati dengan cara di masukan ke dalam kandang yang berisi hewan buas, lalu pada suatu malam si pemuda mendapatkan hukuman tersebut dan dimasukkan ke dalam ruangan gelap yang berisi binatang buas.
Dengan perasaan sedih dan pasrah sang pemuda merelakan dirinya untuk menjadi santapan binatang buas tersebut. Tetapi si pemuda sangat heran, karena binatang buas itu tidak menyentuhnya hanya diam saja dan tidak menyentuhnya.
Saat beranjak siang, baru pemuda tersebut bisa melihat binatang apa yang terdapat dalam kandang tersebut. Ternyata, binatang tersebut adalah singa yang telah ia selamatkan beberapa hari yang lalu. Singa tersebut adalah binatang peliharaan kesayangan milik sang raja. Kemudian pemuda itu bertanya pada sng singa.
“Kenapa kau tidak mau mematuhi perintah raja untuk memakanku wahai singa?”
Dan singa pun menjawab pertanyaan tersebut, “Mana mungkin aku bisa menyakiti orang yang telah menyelamatkan nyawaku.”
8. Akhir Kisah Sang Penyihir Sombong
Di suatu desa yang damai dan tenteram hiduplah sepasang saudara kembar yang bernama Maman dan Momon. Keduanya memiliki kemampuan istimewa yaitu memiliki ilmu sihir. Tapi sifat keduanya sangat jauh berbeda, Maman memiliki sifat yang sangat sombong dan kasar. Sedangkan Momon mempunyai sifat yang baik dan juga penyabar.Momon adalah kakak dari Maman yang selalu melarang adiknya untuk menunjukkan kemampuan sihirnya pada teman-temannya. Tapi karena Maman memiliki kemampuan yang lebih besar dari pada sang kakak, Maman akhirnya malah semakin menjadi-jadi dan tidak mengindahkan himbauan dari sang kakak. Ia mengubah semua benda di rumahnya menjadi batu. Bahkan ia juga mengubah hewan peliharaan orang tuanya menjadi batu.
Sudah tidak terhitung berapa banyak nasihat dari Momon untuk tidak melakukan hal tersebut, namun maman tak pernah mendengarkan nasihat dari kakaknya tersebut. Terdapat satu benda di rumahnya yang belum ia ubah menjadi batu, yaitu sebuah cermin. Ia mencoba membacakan mantra di depan cermin untuk mengubahnya menjadi batu.
Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu. Momon sangat bingung dan sedih lalu mengunjungi guru sihir hebat untuk mengubah kembali sang adik. Namun, penyihir tersebut tidak bisa mengubahnya karena ternyata mantra tersebut bersifat abadi.
Dan yang bisa mengubahnya hanyalah orang yang membacakan mantra untuk mengubah benda menjadi batu atau Maman sendiri. Karena Ia telah berubah menjadi batu maka Ia tidak bisa mengucapkan mantra itu kembali.
9. Kisah Sang Raja Parakeet
Di sebuah hutan lebat di kawasan Aceh, hiduplah seekor burung parkit yang merupakan raja bagi burung burung lain penghuni hutan itu. Raja burung itu bergelar Raja Parakeet.Raja Parakeet merupakan raja yang bijaksana dan sangat dicintai rakyatnya. Mereka hidup damai dan tenteram. Pada suatu ketika, ketenangan di dalam hutan terganggu oleh kedatangan Pemburu. Singkat cerita, Pemburu tersebut berhasil menaruh perekat di sekitar tempat burung tersebut hingga akhirnya para burung terjebak oleh perekat tersebut.
Mereka berusaha melepaskan sayap dan badan dari perekat tersebut. Namun, upaya tersebut gagal. Hampir semuanya panik, kecuali sang raja.
Ia berkata, “Kalian tenanglah. Nanti saat si Pemburu datang, kalian harus berpura-pura mati. Si Pemburu menginginkan menangkap kita hidup-hidup. Jika si Pemburu melihat kita mati, ia tidak akan senang dan akan melepaskan kita.
Nah, pada hitungan sepuluh setelah burung terakhir dilepaskan, saat itulah kita terbang bersama-sama sekencang-kencangnya!” Tak lama, si Pemburu datang.
Burung-burung pun segera berpura pura mati sehingga Pemburu pun merasa kecewa. Akhirnya, Pemburu melepaskan hampir semua burung tangkapannya.
Sayang, saat giliran Raja Parakeet dilepaskan, si Pemburu jatuh terpeleset. Suara jatuh si Pemburu membuat para burung lain kaget dan terbang. Pemburu sangat kesal karena merasa telah tertipu, lalu la memegang erat Raja Parakeet.
Raja Parakeet meminta pada pemburu itu untuk tidak dibunuh. Sebagai imbalannya ia akan selalu menghibur si Pemburu.
Hampir setiap hari ia bernyanyi untuk Pemburu. Suaranya sangat indah dan merdu. Keindahan suara Raja Parakeet terdengar sampai kerajaan. Sang Raja pun tertarik ingin memiliki Raja Parakeet.
Raja mengutus pengawalnya pergi ke rumah si Pemburu untuk membeli Raja Parakeet dengan harga yang sangat mahal. Tawaran menggiurkan itu langsung diterima oleh Pemburu. Raja Parakeet pun kemudian dibawa ke kerajaan. Ia diberi makanan dan minuman yang enak, serta tinggal di sangkar yang terbuat dari emas.
Namun, tak satu pun kebaikan Raja itu yang membuatnya bahagia. Raja Parakeet sangat ingin kembali ke hutan, hidup bersama rakyat dan keluarga yang dicintainya. “Aku rindu sekali keluarga dan rakyatku”.
Suatu hari, Raja Parakeet terlihat sangat sedih karena kerinduannya yang tak tertahankan. Ia pun mencari akal agar bisa kembali ke hutan. Keesokan harinya, Raja Parakeet menemukan cara dengan berpura-pura mati.
Sang Raja sangat sedih saat melihat burung kesayangannya mati. la memerintahkan penguburannya dengan upacara pemakaman secara besar besaran selayaknya anggota kerajaan yang meninggal dunia.
Raja Parakeet pun dikeluarkan dari sangkarnya, diarak di dalam sebuah tandu kebesaran. Saat tandu sedang berjalan, Raja Parakeet mengintip keadaan di luar. Melihat keadaan aman, Raja Parakeet pun segera menyelinap keluar dan terbang tinggi. Ia terbang menuju hutan kediamannya dan hidup bahagia bersama rakyatnya.
10. Persahabatan Ayam dan Ikan Tongkol
Dahulu kala di Kepulauan Riau, ikan tongkol dan ayam bersahabat erat. Mereka saling membantu satu sama lain.Sampai suatu hari, Raja Ayam memberitahukan kepada Raja Tongkol bahwa ada keluarga nelayan yang akan menikahkan anaknya dan mengadakan pesta besar-besaran. “Jangan lupa sahabatku Raja Tongkol, kau harus datang bersama rakyatmu ke pesta besok malam. Kalian pasti akan sangat menikmatinya,” ujar Raja Ayam kepada Raja Tongkol.
“Baiklah, aku dan rakyatku akan dengan senang hati melihat pesta itu. Tetapi, aku butuh bantuanmu, Raja Ayam sahabatku,” jawab Raja Tongkol. “Bantuan apa itu? Dengan senang hati aku akan membantumu.” “Kami akan datang nanti malam saat air laut pasang. Namun, Kami pun harus kembali sebelum terbit matahari, sebelum air laut surut.
Jadi, kalian jangan lupa berkokok untuk memberi tanda waktu bagi kami,” Raja Tongkol menjelaskan permintaannya. “Tentu saja kami akan melakukannya.” Raja Ayam menyanggupi. Keesokan harinya, pesta itu pun mulai digelar.
Bulan purnama bersinar sangat terang. Air laut pun naik. Saat itulah rombongan rakyat tongkol datang.
Mereka bersembunyi di karang-karang, tak jauh dari panggung utama. Semua larut dalam acara yang indah ini diiringi dengan suara rebana yang bertalu-talu.
Rakyat tongkol pun sangat menikmati. Malam semakin larut, rakyat tongkol pun enggan beranjak dari pesta. Masalahnya, warga pantai dan para tongkol yang tertidur.
Raja Ayam dan rakyatnya pun ikut pulas tertidur. Celaka! Air laut sudah mulai surut, tapi tidak satu pun ayam yang berkokok! Saat matahari sudah terbit, satu per satu ikan mulai bangun. Betapa kagetnya mereka melihat pantai mulai mengering. “Oh, tidak! Air laut sudah surut! Kemana ayam jantan yang bertugas berkokok membantu rakyat tongkol?” para tongkol pun mulai panik.
Mereka terjebak di karang-karang yang sudah kering. Sebagian tongkol melompat-lompat, berusaha kembali ke pantai yang berair. Namun, hanya sedikit yang berhasil, salah satunya Raja Tongkol. Ketika hangatnya sinar matahari mulai menusuk kulit, Raja Ayam baru terbangun, diikuti oleh ayam-ayam yang lain. “Ya ampun! Ternyata hari sudah pagi. Bagaimana dengan nasib rakyat tongkol?” pikir Raja Ayam kebingungan dan panik.
Tak lama kemudian, warga yang tinggal di pinggiran pantai pun mulai terbangun. Mereka sangat terkejut, melihat banyak sekali ikan tongkol menggelepar-gelepar di karang-karang sepanjang pantai. Mereka lalu beramai ramai menangkap ikan-ikan itu dan menampungnya di ember untuk dibawa pulang.
Melihat rakyatnya ditangkap oleh orang-orang, Raja Tongkol sangat marah. Ia pun mengucapkan sumpah untuk Raja Ayam dan rakyatnya. “Persahabatan kita sudah selesai, Raja Ayam! Mulai sekarang, kami rakyat tongkol akan memakan semua rakyat ayam, terutama kalian, ayam jantan! Raja Tongkol berseru.
Sejak saat itu, ikan tongkol dan ayam menjadi musuh abadi. Mulai saat itu, para nelayan di sekitar pantai wilayah Riau kerap menggunakan umpan bulu ayam untuk memancing ikan tongkol.
Download Cerita Fiksi Pendek dalam Berbagai Tema PDF dan DOC (Word)
Untuk teman teman yang ingin menkoleksi kumpulan cerita fiksi pendek diatas dan beberapa cerita lainnya, silahkan download filenya berikut ini ya.
Judul | Link |
---|---|
KUMPULAN CERITA PENDEK BERBAGAI TEMA.docx | Download |
CONTOH CERITA PENDEK BERBAGAI TEMA.pdf | Download |
Lanjut kita bahas bagaimana si cara membuat sebuah cerita fiksi pendek itu ?
Berikut ini pembahasannya.
Tips Membuat Cerita Fiksi Pendek yang Menarik
Untuk membuat cerita fiksi pendek yang menarik, terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam membuat cerita fiksi pendek yang menarik:
A. Memilih tema yang sesuai
Memilih tema yang sesuai adalah hal yang penting dalam membuat cerita fiksi pendek. Pilihlah tema yang sesuai dengan minat dan keahlian penulis. Hal ini akan memudahkan penulis untuk mengembangkan plot dan karakter yang tepat untuk cerita fiksi pendek yang dibuat.
B. Menentukan plot dan karakter dengan baik
Setelah memilih tema yang sesuai, penulis perlu menentukan plot dan karakter dengan baik. Plot dan karakter yang dibuat harus mampu menarik perhatian pembaca dan membuat mereka tertarik untuk terus membaca cerita fiksi pendek yang dibuat. Buatlah karakter yang kuat dan memiliki kepribadian yang jelas, serta plot yang berkelanjutan dan mudah dipahami.
C. Menggunakan bahasa yang tepat dan mudah dipahami
Pemilihan kata dan penggunaan bahasa yang tepat dan mudah dipahami adalah hal yang penting dalam membuat cerita fiksi pendek yang menarik. Hindari penggunaan kata-kata yang sulit dipahami dan buatlah kalimat yang ringkas dan mudah dimengerti. Hal ini akan membuat cerita fiksi pendek lebih mudah dipahami oleh pembaca.
D. Menciptakan klimaks dan ending yang menarik
Klimaks dan ending yang menarik adalah hal yang penting dalam membuat cerita fiksi pendek yang menarik. Buatlah klimaks yang menggugah emosi dan ending yang memuaskan bagi pembaca. Hal ini akan membuat cerita fiksi pendek yang dibuat lebih berkesan dan meninggalkan kesan yang kuat pada pembaca.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, penulis dapat membuat cerita fiksi pendek yang menarik dan mampu menarik perhatian pembaca. Namun, jangan lupa untuk selalu berlatih dan terus mengembangkan kemampuan menulis cerita fiksi pendek yang lebih baik lagi.
FAQs
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering muncul tentang cerita fiksi pendek:
1. Apa itu cerita fiksi pendek?
Cerita fiksi pendek adalah cerita fiksi yang memiliki panjang yang relatif pendek, biasanya antara 1.000 hingga 10.000 kata. Cerita ini biasanya fokus pada satu konflik atau tema utama dan memiliki karakter serta plot yang sederhana.
2. Apa saja tema yang umum digunakan dalam cerita fiksi pendek?
Tema yang umum digunakan dalam cerita fiksi pendek antara lain tema romantis, horror, petualangan, suspense, drama, humor, fantasi, dan misteri.
3. Apa yang membuat cerita fiksi pendek menarik?
Cerita fiksi pendek yang menarik biasanya memiliki plot dan karakter yang kuat, klimaks yang menggugah emosi, serta ending yang memuaskan. Selain itu, penggunaan bahasa yang tepat dan mudah dipahami juga menjadi faktor penting dalam membuat cerita fiksi pendek yang menarik.
4. Bagaimana cara membuat cerita fiksi pendek yang baik?
Untuk membuat cerita fiksi pendek yang baik, penting untuk memilih tema yang sesuai dengan minat dan keahlian penulis, menentukan plot dan karakter dengan baik, menggunakan bahasa yang tepat dan mudah dipahami, serta menciptakan klimaks dan ending yang menarik.
5. Apakah ada tips lain yang dapat membantu dalam menulis cerita fiksi pendek?
Beberapa tips lain yang dapat membantu dalam menulis cerita fiksi pendek antara lain adalah membaca banyak cerita fiksi pendek dari penulis yang berbeda, memperhatikan struktur cerita, menghindari klise dan pengulangan kata yang berlebihan, serta terus berlatih dan mengembangkan kemampuan menulis.
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita fiksi pendek merupakan salah satu bentuk karya sastra yang memiliki peran penting sebagai sarana hiburan dan pembelajaran. Dengan cerita fiksi pendek, pembaca dapat terhibur sekaligus belajar mengenai berbagai hal dalam kehidupan.
Selain itu, menulis dan membaca cerita fiksi pendek juga dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Dalam menulis cerita fiksi pendek, seseorang harus mampu mengembangkan ide dan mengolah kata-kata dengan baik, sehingga kemampuan kreativitas dan imajinasi dapat terasah. Sedangkan dalam membaca cerita fiksi pendek, pembaca dihadapkan pada berbagai dunia fiksi yang dapat memperluas pandangan dan imajinasi.
Oleh karena itu, di era digital seperti sekarang ini, sangat penting bagi kita untuk tetap memperhatikan dan menghargai karya-karya sastra, termasuk cerita fiksi pendek, sebagai sarana hiburan dan pembelajaran yang menyenangkan.